Selasa, 29 Maret 2016

PROFIL KOTA DEPOK

PROFIL KOTA DEPOK
1.    SEJARAH

Lambang Kota Depok
Depok bermula dari sebuah Kecamatan yang berada di lingkungan Kewedanaan (Pembantu Bupati) wilayah Parung Kabupaten Bogor, kemudian pada tahun 1976 perumahan mulai dibangun baik oleh Perum Perumnas maupun pengembang yang kemudian diikuti dengan dibangunnya kampus Universitas Indonesia (UI), serta meningkatnya perdagangan dan Jasa yang semakin pesat sehingga diperlukan kecepatan pelayanan.
Pada tahun  1981 Pemerintah membentuk Kota Administratif Depok berdasarkan Peraturan Pemerintah Nomor 43 tahun 1981 yang peresmiannya pada tanggal 18 Maret 1982 oleh Menteri dalam Negeri (H. Amir Machmud) yang terdiri dari 3 (tiga) Kecamatan dan 17 (tujuh belas) Desa, yaitu :
  1. Kecamatan Pancoran Mas, terdiri dari 6 (enam) Desa, yaitu Desa Depok, Desa Depok Jaya, Desa Pancoram Mas, Desa Mampang, Desa Rangkapan Jaya, Desa Rangkapan Jaya Baru.
  2. Kecamatan Beji, terdiri dari 5 (lima) Desa, yaitu : Desa Beji, Desa Kemiri Muka, Desa Pondok Cina, Desa Tanah Baru, Desa Kukusan.
  3. Kecamatan Sukmajaya, terdiri dari 6 (enam) Desa, yaitu : Desa Mekarjaya, Desa Sukma Jaya, Desa Sukamaju, Desa Cisalak, Desa Kalibaru, Desa Kalimulya.
Selama kurun waktu 17 tahun Kota Administratif Depok berkembang pesat baik dibidang Pemerintahan, Pembangunan dan Kemasyarakatan. Khususnya bidang Pemerintahan semua Desa berganti menjadi Kelurahan dan adanya pemekaran Kelurahan , sehingga pada akhirnya Depok terdiri dari 3 (Kecamatan) dan 23 (dua puluh tiga) Kelurahan, yaitu :
  1. Kecamatan Pancoran Mas, terdiri dari 6 (enam) Kelurahan, yaitu : Kelurahan Depok, Kelurahan Depok Jaya, Kelurahan Pancoran Mas, Kelurahjn Rangkapan Jaya, Kelurahan Rangkapan Jaya Baru.
  2. Kecamatan Beji terdiri dari (enam) Kelurahan, yaitu :  Kelurahan Beji, Kelurahan Beji Timur, Kelurah Pondok Cina, Kelurahan Kemirimuka, Kelurahan Kukusan, Kelurahan Tanah Baru.
  3. Kecamatan Sukmajaya, terdiri dari 11 (sebelas) Kelurahan, yaitu : Kelurahan Sukmajaya, Kelurahan Suka Maju,. Kelurahan Mekarjaya, Kelurahan Abadi Jaya, Kelurahan Baktijaya, Kelurahan Cisalak, Kelurahan Kalibaru, Kelurahan Kalimulya, Kelurahan Kali Jaya, Kelurahan Cilodong, Kelurahan Jati Mulya, Kelurahan Tirta Jaya.
Terbentuknya Kota Depok
Dengan semakin pesatnya perkembangan dan tuntutan aspirasi masyarakat yang semakin mendesak agar Kota Administratif Depok diangkat menjadi Kotamadya dengan harapan pelayanan menjadi maksimum. Disis lain Pemerintah Kabupaten Bogor bersama – sama Pemerintah Propinsi Jawa Barat memperhatikan perkembangan tesebut, dan mengusulkannya kepada Pemerintah Pusat dan Dewan Perwakilan Rakyat.
Berdasarkan Undang – undang No. 15 tahun 1999, tentang pembentukan Kotamadya Daerah Tk. II Depok yang ditetapkan pada tanggal 20 April 1999, dan diresmikan tanggal 27 April 1999 berbarengan dengan Pelantikan Pejabat Walikotamadya Kepala Daerah Tk. II Depok yang dipercayakan kepada Drs. H. Badrul Kamal yang pada waktu itu menjabat sebagai Walikota Kota Administratif Depok.
Momentum peresmian Kotamadya Daerah Tk. II Depok dan pelantikan pejabat Walikotamadya Kepala Daerah Tk. II Depok dapat dijadikan suatu landasan yang bersejarah dan tepat untuk dijadikan hari jadi Kota Depok.
Berdasarkan Undang – undang nomor 15 tahun 1999 Wilayah Kota Depok meliputi wilayah Administratif  Kota Depok, terdiri dari 3 (tiga) Kecamatan sebagaimana tersebut diatas ditambah dengan sebagian wilayah Kabupaten  Daerah Tingkat II Bogor, yaitu :
  1. Kecamatan Cimanggis, yang terdiri dari 1 (satu) Kelurahan dan 12 (dua belas) Desa , yaitu : Kelurahan Cilangkap, Desa Pasir Gunung Selatan, Desa Tugu, Desa Mekarsari, Desa Cisalak Pasar, Desa Curug, Desa Hajarmukti, Desa Sukatani, Desa Sukamaju Baru, Desa Cijajar, Desa Cimpaeun, Desa Leuwinanggung.
  2. Kecamatan Sawangan, yang terdiri dari 14 (empat belas) Desa, yaitu : Desa Sawangan, Desa Sawangan Baru, Desa Cinangka, Desa Kedaung, Desa Serua, Desa Pondok Petir, Desa Curug, Desa Bojong Sari, Desa Bojong Sari Baru, Desa Duren Seribu, Desa Duren Mekar, Desa Pengasinan Desa Bedahan, Desa Pasir Putih.
  3. Kecamatan Limo yang terdiri dari 8 (delapan) Desa, yaitu : Desa Limo, Desa Meruyung, Desa Cinere, Desa Gandul, Desa Pangkalan Jati, Desa Pangkalan Jati Baru, Desa Krukut, Desa Grogol.
  4. Dan ditambah 5 (lima) Desa dari Kecamatan Bojong Gede, yaitu : Desa Cipayung, Desa Cipayung Jaya, Desa Ratu Jaya, Desa Pondok Terong, Desa Pondok Jaya.
Kota Depok selain merupakan Pusat Pemerintahan yang berbatasan langsung dengan Wilayah Daerah Khusus Ibu Kota Jakarta juga merupakan wilayah penyangga Ibu Kota Negara yang diarahkan untuk kota pemukiman , Kota Pendidikan, Pusat pelayanan perdagangan dan jasa, Kota pariwisata dan sebagai kota resapan air.
            KH. Dr. Idris Abdul Shomad, MA adalah Wali Kota Depok yang menjabat sejak 17 Februari 2016. Sebelumnya, ia pernah menjabat sebagai Wakil Walikota Depok periode 2011-2016. Selain itu, ia juga merupakan dosen di Universitas Indonesia, Universitas Islam Nasional Hidayatullah, Universitas Muhammadiyah Surakarta, dan STAI At Taqwa Bekasi. Di akhir jabatan Nur Mahmudi Ismailsebagai walikota, ia mengajukan diri sebagai calon walikota pada PEMILU WALIKOTA DEPOK 2016


Visi
Dengan mempertimbangkan potensi, kondisi, permasalahan, tantangan dan peluang yang ada di Kota Depok serta mempertimbangkan budaya yang hidup dalam masyarakat, maka visi Pemerintah Kota Depok tahun 2011–2016 yang hendak dicapai dalam tahapan kedua Pembangunan Jangka Panjang Daerah Kota Depok adalah :
Terwujudnya Kota Depok yang Maju dan Sejahtera
Maju didefinisikan sebagai :
  • Kota yang maju dalam pelayanan publik, serta warganya berbudaya dan berakhlak mulia.
Sejahtera didefinisikan sebagai :
  • Kota yang aman dan nyaman, serta warganya hidup makmur dan bahagia.
Misi
Sebagai penjabaran visi Pemerintah Kota Depok diatas disusunlah misi pembangunan Kota Depok 2011 – 2016 dalam rangka mewujudkan visi Terwujudnya Kota Depok yang Maju dan Sejahtera, dengan rincian sebagai berikut :
  1. Mewujudkan pelayanan publik yang profesional, berbasis teknologi informasi;
  2. Mewujudkan kemandirian ekonomi masyarakat berbasis potensi lokal;
  3. Mewujudkan Infrastruktur dan lingkungan yang nyaman;
  4. Mewujudkan SDM unggul, kreatif dan religius.


2.    DEMOGRAFI
Jumlah penduduk di Kota Depok tahun 2014 mencapai 2.033.508 jiwa, terdiri atas laki-laki 1.025.784 jiwa (50,44%) dan perempuan 1.007.724 jiwa (49,56%),
Kecamatan Cimanggis merupakan kecamatan yang paling banyak penduduknya dibanding dengan kecamatan lainnya di Kota Depok, yaitu 283.025 jiwa. Sedangkan kecamatan dengan penduduk terkecil adalah Kecamatan Limo yaitu 102.872 jiwa.
Di tahun 2014 kepadatan penduduk Kota Depok mencapai 10.255 jiwa/km2. Kecamatan Sukmajaya merupakan kecamatan terpadat di Kota Depok dengan tingkat kepadatan 15.063 jiwa/km2, kemudian Kecamatan Pancoran Mas dengan tingkat kepadatan 13.522 jiwa/km2. Sedangkan kecamatan dengan kepadatan penduduk terendah adalah Kecamatan Sawangan yaitu 5.580 jiwa/km2. (sumber : DDA 2015)

3.    IKLIM

Wilayah Depok termasuk dalam daerah beriklim tropis dengan perbedaan curah hujan yang cukup kecil dan dipengaruhi oleh iklim musim. Secara umum musim kemarau antara bulan April-September dan musim hujan antara bulan Oktober-Maret.
• Temperatur : 24,3o-33 o Celsius
• Kelembaban rata-rata : 25 %
• Penguapan rata-rata : 3,9 mm/th
• Kecepatan angin rata-rata : 14,5 knot
• Penyinaran matahari rata-rata : 49,8 %
• Jumlah curah hujan : 2684 m/th
• Jumlah hari hujan : 222 hari/tahun
4.    KONDISI GEOGRAFIS
Secara geografis Kota Depok terletak pada koordinat 6o 19’ 00” – 6o 28’ 00” Lintang Selatan dan 106o 43’ 00” – 106o  55’ 30” Bujur Timur. Secara geografis, Kota Depok berbatasan langsung dengan Kota Jakarta atau berada dalam lingkungan wilayah Jabotabek.
Bentang alam Kota Depok dari Selatan ke Utara merupakan daerah dataran rendah  – perbukitan bergelombang lemah, dengan elevasi antara 50 – 140 meter diatas permukaan laut dan kemiringan lerengnya kurang dari 15%. Kota Depok sebagai wilayah termuda di Jawa Barat, mempunyai luas wilayah sekitar 200,29 km2.
Kondisi geografisnya dialiri oleh sungai-sungai besar yaitu Sungai Ciliwung dan Cisadane serta 13 sub Satuan Wilayah Aliran Sungai. Disamping itu terdapat pula 25 situ. Data luas situ pada tahun 2005 sebesar 169,68 Ha, dengan  kualitas air rata-rata  buruk akibat tercemar.
Kondisi topografi berupa dataran rendah bergelombang dengan kemiringan lereng yang landai menyebabkan masalah banjir di beberapa wilayah, terutama kawasan cekungan antara beberapa sungai yang mengalir dari selatan menuju utara: Kali Angke, Sungai Ciliwung, Sungai Pesanggrahan dan Kali Cikeas.
5.    BATAS-BATAS WILAYAH DEPOK
Peta Kota Depok Jawa Barat berada pada koordinat LS 6° 22′ 21 BT 106° 49′ 39 , dengan batas-batas wilayah sebagai berikut:
·         Timur : Kecamatan Pondok Gede Bekasi dan Kecamatan Gunung Putri Kabupaten Bogor
·         Barat : Kecamatan Parung dan Kecamatan Gunung Sindur
·         Utara : Kabupaten Tangerang dan DKI Jakarta
·         Selatan : Kecamatan Cibinong dan Kecamatan Bojong Gede Kabupaten Bogo
Berikut gambar Peta Kota Depok Jawa Barat :


6.    SOSIAL BUDAYA
Berdasarkan Keputusan Walikota Depok Nomor : 431/79/Kpts/HK/2004 tentang penetapan Hymne dan Mars Kota Depok karya cipta Hj.Rini Tjakraningrat S.Sargo sebagai Hymne dan Mars Pemerintah Kota Depok.
Berikut ini adalah syair dari Hymne dan Mars Kota Depok.


7.    IKON KOTA DEPOK

Belimbing Depok dikenal dengan Belimbing Dewa, Hasil buah karya petani penangkar Depok Bapak H. Usman Mubin. Buah yang berwarna kuning-Orange keemasan, mengandung vitamin C dan A yang cukup tinggi, buah besar dapat mencapai 0.8 Kg per buah, Rasa manis ditenggarai sebagi obat herbal penurun darah tinggi/Hipertensi, Kencing Manis, Nyeri Lambung, dll, sangat Prospektif dikembangkan di kota Depok dan kini telah menjadi buah unggulan kota Depok karena secara komparatif Buah Belimbing Dewa Depok Lebih unggul dibandingkan buah belimbing yang lainnya yang ada di Indonesia. Hal ini diketahui pada setiap Event Lomba Buah Unggul dan pameran-pameran buah Nasional serta Internasional, Buah Belimbing Dewa ini lebih unggul dan selalu menjuarai sebagai buah unggul nasional versi Trubus. Potensi pertanian Belimbing di Kota Depok Sampai Tahun 2006 Berjumlah 33.729 dengan total luas Areal 135 ha menyebar di wilayah kota Depok. Perkiraan Tanaman Belimbing yang sudah Produktif dengan umur tanaman lebih dari 4 Tahun, Memiliki kapasitas produksi per tahun 100-150 Kg per pohon per tahun. Tanaman produktif ini kurang lebih sekitar 27.500-28.000 pohon terdapat di Depok. Sehingga perkiraan total produksi yang dihasilkan dari belimbing Depok berkisar antara 2.700 Ton sampai 3.000 Ton per tahun, Sementara kapasitas Produksi Belimbing jika diterapkan budidaya sesuai SOP Belimbing Dewa, diharapkan produktifitas per pohon dapat mencapai 300 kg per tahun dan jika diasumsikan harga per Kg Belimbing Berkisar antara Rp 4.000 – Rp 6.000, maka Omzet penjualan belimbing setiap tahun berkisar Rp 16 Miliar sampai 24 Miliar per tahun. Nilai yang cukup besar untuk suatu produk pertanian perkotaan.

8.    POTENSI
            Di kota Depok terdapat salah satu Universitas terbaik di Indonesia yaitu Universitas Indonesia. UI sendiri merupakan salah satu perguruan tinggi tertua yang ada di Indonesia, oleh karena itu banyak mahasiswa yang ingin berkesempatan belajar di universitas ini. Hal ini dapat dijadikan potensi bagi kota Depok untuk mengembangkan potensi dalam bidang pendidikan, wilayah sekitarnya juga bisa mendapatkan hal-hal yang positif dari adanya Universitas tersebut.



9.    EKONOMI
Perkembangan Kota Depok dari aspek geografis, demografis maupun sumber pendapatan begitu pesat, terutama di bidang administrator pembangunan. Lompatan yang begitu cepat, serta pancaran keberhasilan dalam pembangunan adalah merupakan prestasi bersama, antara pemerintah daerah dan kesadaran masyarakatnya.
Ada beberapa indikator yang dapat dipergunakan sebagai acuan tentang pertumbuhan ekonomi di Kota Depok. Pertama, Indeks daya beli masyarakat Depok semakin meningkat dari tahun ke tahun. Sisi daya beli terjadi peningkatan indeks daya beli dari 576,76 di tahun 2006 menjadi 586,49 di tahun 2009.
Kedua, capaian Laju Pertumbuhan Ekonomi ( LPE ) Kota Depok pada tahun tahun 2009 : 6,22 persen. Kontribusi paling dominan terhadap PDRB (Produk Domestik Regional Bruto) dan LPE, dari subsektor perdagangan dan jasa.
Ketiga, terjadi peningkatan dari tahun ke tahun pada peranan sektor tersier, yaitu dari 50,42 persen pada tahun 2006 menjadi 52,77 persen di tahun 2009. Indikasi tersebut menandakan bahwa masyarakat Depok sudah dapat memenuhi kebutuhan sektor primer maupun sekunder.
Laju ekonomi yang meningkat tersebut, telah menjadikan Depok sebagai kota jasa dan perdagangan. Hal itu terlihat secara nyata dengan semakin banyaknya layanan sektor jasa dan perdagangan yang bermunculan di Kota Depok, seperti restauran, Mall, tempat-tempat usaha dan layanan jasa lainnya.
Kesemuanya itu akan berdampak positif pada pemerintahan Kota Depok, yaitu dapat menambah Pendapatan Asli Daerah (PAD) dan dapat menyerap tenaga kerja. Akhirnya, Depok yang sedang menuju kota jasa dan perdagangan tetap harus dibutuhkan pemerintahan daerah yang ditunjang oleh SDM yang berkualitas untuk dapat melayani masyarakatnya, hingga terwujud Kota Depok yang lebih maju dan bermartabat.


Tidak ada komentar:

Posting Komentar